Okara.id – Festival Tete Masa yang digelar di Desa Juluk, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (15/7), menjadi salah satu upaya pelestarian budaya lokal sekaligus penguatan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal.

Wakil Bupati Sumenep, KH Imam Hasyim, menyatakan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan festival yang sarat nilai-nilai tradisional tersebut.

“Pemerintah daerah mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian kekayaan budaya lokal,” ujar Imam Hasyim di sela-sela pembukaan Festival Tete Masa Nabur Belta.

Festival yang telah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat agraris Madura ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap musim tanam, tetapi juga ditujukan untuk mengedukasi generasi muda agar mencintai dan melestarikan budaya leluhur.

“Festival Tete Masa juga bertujuan mengedukasi generasi muda agar mencintai budaya dan tradisi leluhur. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin yang berkelanjutan,” katanya.

Rangkaian acara dimulai dengan atraksi 42 ekor jaran serek, dilanjutkan dengan prosesi penaburan benih tembakau atau tete masa oleh para petani.

Selain itu, festival turut dimeriahkan dengan pameran budaya, diskusi pertanian, bazar produk kelompok tani, dan pengajian akbar sebagai penutup.

Menurut KH Imam Hasyim, festival ini merepresentasikan semangat gotong royong masyarakat serta potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dari sektor pertanian dan pariwisata desa.

“Festival ini berhasil menyatukan tradisi, edukasi, dan potensi ekonomi dalam satu perhelatan yang membumi,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap Festival Tete Masa dapat menjadi agenda tahunan yang mampu menarik minat wisatawan serta memperkuat identitas budaya Madura di tengah modernisasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *